PT . Garuda Globalindo

Tips Memilih BIRO IKLAN RESMI

Berikut adalah beberapa tips yang mungkin dapat Anda gunakan dalam memilih sebuah biro iklan resmi:
  1. Dalam rangka memilih sebuah mitra periklanan yang tepat, penting bagi Anda untuk mengetahui & memahami apa yang sejatinya Anda butuhkan. Anda wajib mencari tahu fitur apa saja yang ditawarkan & perfektif dari tindakan yang nantinya akan dilakukan. Tidak ada salahnya membuat daftar layanan yang akan Anda gunakan.
  2. Berpedoman dengan daftar layanan yang telah Anda buat, ini saatnya untuk mencari perusahaan yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Anda dapat mencoba mencari referensi dari kolega, membaca di majalah – majalah ternama maupun koran & tentu saja internet. Satu kunci yang dapat selalu Anda pegang adalah bahwa sebuah perusahaan periklanan yang baik tentunya telah melayani banyak perusahaan & kemungkinan besar menjadi rekomendasi banyak pihak. Kumpulkan beberapa nama biro iklan resmi sebagai kandidat terbaik untuk diseleksi lagi.
  3. Jika Anda sudah berhasil mengumpulkan beberapa kandidat, langkah selanjutnya adalah dengan mencari tahu lebih lanjut. Cara terbaik adalah dengan mencoba untuk mengunjungi atau mengatur sebuah pertemuan dengan kandidat – kandidat tersebut satu per satu.kunjungi kantor yang mereka miliki, lihat keadaan perusahaan tersebut, tampilan & desain yang dimiliki serta kesan apa yang Anda temukan darinya. Jika waktu yang Anda miliki tidak memungkinkan, Anda bisa memanfaatkan keberadaan agen yang mereka miliki; tanyakan tentang layanan yang ditawarkan & tentu saja harga yang diberikan.
  4. PPenting bagi Anda untuk mencari tahu hasil karya masing – masing kandidat; apakah karya – karya tersebut sesuai dengan harapan Anda atau tidak.
  5. Kumpulkan informasi yang sebanyak – banyaknya terkait biro iklan resmi yang telah Anda kumpulkan dari berbagai sumber.

Tidak ada salahnya untuk mencoba memesan sebuah iklan sederhana karena secara tidak langsung hal itu akan menunjukkan bagaimana kemampuan mereka dalam membuat sebuah iklan komersial.
Sebagai tambahan, jangan pernah Anda menganggap bahwa harga tinggi menjamin kualitas. Banyak perusahaan periklanan yang saat ini sadar bahwa harga yang mereka tawarkan kepada klien harus ditekan semurah mungkin dengan tujuan agar lebih banyak klien yang menggunakan jasa mereka. Hal itu mereka lakukan akibat dari sengitnya persaingan. Banyak perusahaan periklanan yang berani memberikan range harga yang sangat murah padahal kemampuan yang mereka miliki di atas rata – rata. Tidak ada salahnya jika Anda juga menggunakan pendekatan berbeda, yaitu dengan menggunakan jasa biro iklan resmi baru, namun tentu saja setelah melakukan proses seleksi yang cukup ketat.

Apabila Ada Pernyataan yang Kurang Jelas 

___________________________________________________________________________________

Profil Koran Kompas


Harian Kompas adalah nama surat kabar Indonesia yang berkantor pusat di Jakarta. Koran Kompas diterbitkan oleh PT Kompas Media Nusantara yang merupakan bagian dari Kelompok Kompas Gramedia (KG). Untuk memudahkan akses bagi pembaca di seluruh dunia, Kompas juga terbit dalam bentuk daring bernama KOMPAS.Com yang dikelola oleh PT Kompas Cyber Media. KOMPAS.Com berisi berita-berita yang diperbarui secara aktual & juga memiliki sub kanal koran Kompas dalam bentuk digital.
Harian Kompas adalah satu di antara dua (2) koran di Indonesia yang diaudit oleh Audit Bureau of Circulations (ABC). Koran lainnya yang juga diaudit adalah Warta Kota.


Pendiri Kompas




Cuplikan dari harian Kompas edisi Selasa, 22 Januari 1985.

Ide awal penerbitan harian ini datang dari Jenderal Ahmad Yani, yang mengutarakan keinginannya kepada Frans Seda untuk menerbitkan surat kabar yang berimbang, kredibel, & independen. Frans kemudian mengemukakan keinginan itu kepada dua teman baiknya, P.K. Ojong (1920-1980) & Jakob Oetama yang pada waktu itu sudah mengelola majalah Intisari yang terbit tahun 1963. Ojong langsung menyetujui ide itu & menjadikan Jakob Oetama sebagai editor in-chief pertamanya.
Awalnya harian ini diterbitkan dengan nama Bentara Rakyat.Salah satu alasannya, kata Frans Seda, nama Bentara sesuai dengan selera orang Flores. Majalah Bentara, katanya, juga sangat populer di sana. Atas usul Presiden Sukarno, namanya diubah menjadi Kompas, pemberi arah & jalan dalam mengarungi lautan & hutan rimba.
Setelah mengumpulkan tanda bukti 3000 calon pelanggan sebagai syarat izin penerbitan, akhirnya Kompas terbit pertama kali pada tanggal 28 Juni 1965. Pada mulanya kantor redaksi Kompas masih menumpang di rumah Jakob Oetama, kemudian berpindah menumpang di kantor redaksi Majalah Intisari. Pada terbitan per&anya, Kompas hanya terbit dengan empat (4) halaman dengan iklan yang hanya berjumlah enam (6) buah. Selanjutnya, pada masa-masa awal berdirinya (1965) Koran Kompas terbit sebagai surat kabar mingguan dengan 8 halaman, lalu terbit 4 kali seminggu, & hanya dalam kurun waktu 2 tahun telah berkembang menjadi surat kabar harian nasional dengan oplah mencapai 30.650 eksemplar..
Seiring dengan pertumbuhannya, seperti kebanyakan surat kabar yang lain, harian Kompas saat ini dibagi menjadi tiga bagian (section), yaitu bagian depan yang memuat berita nasional & internasional, bagian berita bisnis & keuangan, bagian berita olahraga & iklan baris yang disebut dengan klasika.
Harian Kompas diterbitkan oleh PT Kompas Media Nusantara.

Oplah & Pembaca
Kompas mulai terbit pada tanggal 28 Juni 1965 berkantor di Jakarta Pusat dengan tiras 4.800 eksemplar. Sejak tahun 1969, Kompas merajai penjualan surat kabar secara nasional. Pada tahun 2004, tiras hariannya mencapai 530.000 eksemplar, khusus untuk edisiMinggunya malah mencapai 610.000 eksemplar. Pembaca koran ini mencapai 2,25 juta orang di seluruh Indonesia.
Saat ini (2011), Harian Kompas Cetak (bukan versi digital) memiliki sirkulasi oplah rata-rata 500.000 eksemplar per hari, dengan rata-rata jumlah pembaca mencapai 1.850.000 orang per hari yang terdistribusi ke seluruh wilayah Indonesia. Dengan oplah rata-rata 500 ribu eksemplar setiap hari & mencapai 600 ribu eksemplar untuk edisi Minggu , Kompas tidak hanya merupakan koran dengan oplah (sirkulasi) terbesar di Indonesia, tetapi juga di Asia Tenggara. Untuk memastikan akuntabilitas distribusi harian Kompas, Koran Kompas menggunakan jasa ABC (Audit Bureau of Circulations) untuk melakukan audit semenjak tahun 1976 
Berdasarkan hasil survey pembaca tahun 2008, Profil pembaca Koran Kompas mayoritas berasal dari kalangan (Strata Ekonomi & Sosial) menengah ke atas (SES AB) yang tercermin dari latar belakang pendidikan & kondisi keuangan.

Pembredelan & gugatan kasus hukum
Tahun 1965, Larangan terbit pertama, terkait dengan peristiwa G30S/PKI. Pada tanggal 1 Oktober 1965 malam, pemerintah melarang sejumlah koran yang terbit di Jakarta untuk terbit. Larangan tersebut hanya diberlakukan empat hari. Pada tanggal 6 Oktober 1965 larangan tersebut dicabut, Kompas & sejumlah koran lainnya kembali terbit.
  • Tahun 1978, Larangan terbit kedua, menyusul pemberitaan pencalonan Soeharto sebagai presiden untuk ketiga kalinya. Pada tahun 21 Januari 1978, menyusul pemberitaan pencalonan Soeharto sebagai presiden untuk ketiga kalinya & demo menentang korupsi yang marak, tujuh harian (Kompas, Sinar Harapan, Merdeka, Pelita, The Indonesian Times, Sinar Pagi, & Pos Sore) dilarang terbit atas perintah Sudomo.
  • Tahun 2006, Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) Bambang Wisudo & pembatalannya (2008). Pada tanggal 8 Desember 2006, Bambang Wisudo (wartawan) menerima surat pemecatan. Pada tanggal 12 Desember 2008, sekitar dua (2) tahun sesudahnya, diterbitkan surat pencabutan keputusan PHK Kompas terhadap Bambang Wisudo.
  • Tahun 2009, Gugatan perdata Raymond Teddy. Raymond Teddy melakukan gugatan perdata terhadap sejumlah media (Kompas, RCTI, Republika, Detikcom, Seputar Indonesia, Warta Kota, & Suara Pembaruan) atas penyebutan dirinya sebagai bandar judi.
  • Tahun 2010, Aburizal Bakrie melaporkan sejumlah media ke Polisi & Dewan Pers. Sejumlah media masa tersebut dilaporkan karena memberitakan pertemuan Aburizal Bakrie dengan terdakwa mafia pajak Gayus Tambunan di Bali.

Desain, tata letak & ukuran


Tampilan & Rubrikasi Kompas Setelah Redesign

Saat pertama kali terbit sampai dengan tanggal 27 Juni 2005, Kompas menggunakan ukuran broadsheet 9 Kolom & tampil dengan warna hitam putih. Pada tanggal 28 Juni 2005 Kompas melakukan perubahan terhadap ukuran kertas yang digunakan, menjadi lebih kecil atau sering juga disebut young broadsheet 7 kolom. Perubahan ukuran kertas & jumlah kolom yang lebih sedikit berdampak juga pada tata letak tulisan redaksi & iklan.
Perubahan yang paling mencolok adalah pergantian warna pada masthead yang semula berwarna hitam diubah menjadi biru. Pada halaman depannya juga terdapat penggunaan navigasi yang membantu pembaca untuk menuju rubrik atau berita tertentu. Penggunaan warna selain hitam pada tulisan, judul maupun penamaan rubrik juga menjadi perubahan yang sangat terlihat & terasa.
Pengurangan ruang tulisan tidak bisa dihindari, hal ini karena ukuran koran Kompas menjadi lebih kecil (tidak selebar sebelumnya).
Perubahan lainnya yang juga sangat terasa adalah pada berita, Kompas mulai menggunakan byline & firewall pada penulisan beritanya serta pemisahan iklan baris kedalam satu bagian khusus bernama Klasika. Penggunaan byline akan membuat berita menjadi lebih terjamin akutabilitasnya, hal ini karena nama wartawan atau reporter yang menulis berita tersebut tertera dengan jelas, tidak hanya berupa kode seperti sebelumnya. Penggunaan firewall (tembok pembatas) juga akan memberi pemisah yang jelas antara tulisan karya jurnalistik yang berasal dari wartawan/reporter dengan tulisan atau gambar iklan. Iklan ditempatkan sekaligus sebagai informasi, dikelompokkan dalam seksi Klasika, nama baru untuk terjemahan Classified Add yang merupakan modus pertama bagi koran di Indonesia tapi sudah berlangsung lama bagi koran lain di luar negeri.[21]
Untuk mengelompokkan berita maupun iklan, diperkenalkan istilah baru upperdeckUpperdeck adalah tulisan berwarna merah diatas judul berita maupun iklan di bagian klasika yang berfungsi sebagai kata kunci.
Berkaitan dengan perubahan harian Kompas, terdapat tembok pembatas yang jelas antara berita bagian atas & iklan bagian bawah.
Dalam melakukan perubahan, Kompas melakukan persiapan selama satu tahun dengan menggunakan jasa konsultan Garcia Media yang dikepalai oleh Mario Garcia yang berasal dari Amerika. Tim Garcia Media mengerjakan proyek ini bersama dengan tim Kompas selama lebih dari 7 bulan.

Percetakan & Distribusi

Percetakan
Pada awalnya harian Kompas dicetak di percetakan PT Keng Po. Seiring perkembangan oplah yang semakin meningkat, & agar dapat menjamin Kompas dapat terbit pagi hari, dipan&g perlu memiliki usaha percetakan sendiri. Pada tahun 1971 perusahaan mendirikan Percetakan Gramedia di Jalan Palmerah Selatan, yang mulai beroperasi pada bulan Agustus 1972, & diresmikan pada tanggal 25 November 1972 oleh Ali Sadikin, selaku Gubernur DKI Jakarta saat itu. Dalam perkembangannya, pada tahun 1997 dibangunlah sistem cetak jarak jauh (remote printing) sebagai terobosan baru teknologi percetakan untuk mempercepat distribusi koran harian KOMPAS di daerah.

Percetakan (cetak) jarak jauh
Sebagai Koran yang memposisikan diri sebagai koran nasional, Kompas menggunakan fasiltas percetakan jarak jauh untuk memproduksi koran harian & melakukan distribusi dari banyak lokasi. Pada awal berdirinya, Kompas hanya dicetak di Jakarta & setiap hari melakukan pengiriman koran menggunakan berbagai sarana transportasi (roda empat, roda dua, & pesawat) ke barbagai wilayah tujuan di Indonesia. Seiring dengan tuntutan jam kedatangan yang semakin pagi oleh pembaca & pelanggannya, maka Kompas juga di cetak di berbagai wilayah selain Jakarta.
  • 1997, Mulai dicetak di Bawen, Jawa Tengah. Oleh PT Bawen Media Tama
  • 1997, Mulai dicetak di Makassar
  • 1999, Mulai dicetak di Rungkut, Jawa Timur. Oleh PT Antar Surya Jaya
  • 2001, Mulai dicetak di Palembang
  • 2002, Mulai dicetak di Banjarmasin
  • 2003, Mulai dicetak di Deli Ser&g, Me&. Oleh PT Me& Media Grafika
  • 2006, Mulai dicetak di Rancaekek , Sume&g. Oleh PT Gramedia Unit Bandung
  • 2009, Mulai dicetak di Gianyar, Bali. Oleh Gramedia Bali Site

Keagenan
Untuk mendistribusikan & menjual koran Kompas sampai ke konsumen, pihak Kompas menggunakan sistem perantara keagenan yang bisa disebut dengan agen koran. Agen koran memiliki loper untuk mengirimkan & menagih tagihan koran ke pelanggan Kompas.
Ada dua model agen penyalur Kompas
  1. Agen Konvensinal (menjual produk koran lain juga)
  2. Agen Kompas (hanya menjual & mendistribusikan produk Kompas) dibawah PT. Jasatama Polamedia.
Pada awalnya, sirkulasi Kompas dilakukan sendiri dibawah manajemen PT. Kompas Media Nusantara. Hingga pada tanggal 1 Januari 2009, sirkulasi Kompas berada dibawah naungan PT.Sirkulasi Kompas Gramedia (SKG). Unit ini merupakan hasil penggabungan seluruh Departemen Sirkulasi/Distribusi media di Kompas Gramedia.


Kompas digital

KOMPAS ePaper
KOMPAS ePaper adalah koran digital Kompas dalam bentuk elektronik yang diproduksi oleh PT Kompas Media Nusantara yang merupakan bagian dari Kelompok Kompas Gramedia. KOMPAS ePaper diluncurkan pertama kali pada tanggal 1 Juli 2009. Inovasi & inisiatif ini sebenarnya telah ada dari tahun 2008, akan tetapi baru bisa diakses pada tanggal tersebut setelah melalui beberapa perbaikan & uji coba purwarupa.
Isi KOMPAS ePaper ini tidak sama dengan Kompas.com. Apabila pada Kompas.com, informasi-informasi yang diberikan berbeda dengan Kompas versi kertas koran, maka KOMPAS ePaper memiliki isi (berita & iklan) yang sama dengan Kompas versi kertas koran. Perbedaan mendasarnya hanya pada mediumnya saja, tidak lagi menggunakan kertas koran, melainkan dalam bentuk digital atau sering juga disebut dengan epaper. Pada saat peluncurannnya, akses KOMPAS ePaper tidak memungut biaya, namun membutuhkan plugin tambahan yaitu Microsoft Silverlight yang wajib dipasang terlebih dahulu pada Peramban web yang digunakan.
Digital
Per 1 Mei 2011, untuk mengakses digital.kompas.com harus melakukan pembayaran terlebih dahulu, sistem langganan berbayar ini meliputi KOMPAS CetakKOMPAS Reader & KOMPAS ePaper.[31][32] Selain versi Microsoft Silverlight yang kaya fitur & interaktif, KOMPAS ePaper juga dapat diakses lebih mudah & cepat melaluiPeramban web biasa tanpa Microsoft Silverlight dengan syarat fitur Javascript pada perambah tersebut dalam status terpasang & aktif.

SCOOP



Logo Kompas Kiosk By Scoop

Pada tanggal 15 Maret 2013, produk ePaper Kompas tersedia & dapat diunduh melalui aplikasi mobile SCOOP yang tersedia di platform Android & iOS. Mulai 20 Maret 2013, harian Kompas versi digital di Scoop akan dikenakan biaya langganann sebesar 29,99 dollar AS untuk paket 3 bulan, 59,99 dollar AS untuk paket 6 bulan, & 119,99 dollar AS untuk paket 1 tahun. Untuk dapat menikmati produk epaper Kompas di SCOOP pada berbagai platform tanpa melakukan pembelian kembali, pengguna harus membuat akun SCOOP ID terlebih dahulu. Akun tersebut kemudian digunakan pada berbagai platform.
Scoop atau 'Scoop Store' merupakan aplikasi mobile yang dikembangkan oleh perusahaan bernama Apps-Foundry. Selain menjual produk Kompas, aplikasi ini juga menjual produk dari penerbitan lain dalam berbagai format di luar koran seperti majalah & buku. Terkait dengan kontrak eksklusif Kompas & Apps-Foundry, Kompas juga mengeluarkan aplikasi mobile tersendiri bernama Kompas Kiosk By Scoop untuk membaca koran dalam bentuk epaper. Pada aplikasi yang terlepas dari Scoop Store ini, produk Kompas Pagi & Kompas Siang bisa diakses dengan hanya membayar salah satu produk saja.
Aplikasi ini dikembangkan menggunakan teknologi yang sama dengan Scoop Store & baru tersedia untuk versi iOS.

KOMPAS Cetak
KOMPAS Cetak adalah koran digital Kompas versi elektronik. Akses Kompas cetak melalui Peramban web tidak membutuhkan plugin tambahan. Berita yang ada disini sama persis dengan yang ada pada versi cetak (non-elektronik) namun ka&g ada berita yang tidak ditambahkan di sini. Iklan yang ada pada versi cetak (non-elektronik) pun ditiadakan disini.
Mulai tanggal 1 Juli 2010 Harian Kompas edisi cetak di Kompas.com seluruhnya berganti menjadi edisi ePaper Harian Kompas.[36] Pada Agustus 2010, Kompas Cetak kembali lagi dengan desain baru.
Saat ini (2011), KOMPAS Cetak kembali dapat diakses melalui daring. Terdapat perbedaan penulisan produk dengan versi sebelumnya, awalnya bernama KOMPAS Cetak(penulisan dipisah) kemudian ditulis KOMPASCetak (penulisan disambung). Dapat diakses di KOMPASCetak.com. Selain perubahan cara penulisan produk, KOMPASCetak.com telah diperbaharui kembali dengan menambahkan berbagai sarana pencarian & kemudahan berbagi di jejaring sosial. Perbaikan berikutnya adalah kemudahan akses baik melalui Peramban web dari Desktop maupun melalui perangkat bergerak (mobile).


KOMPAS Editor's Choice
iPad
KOMPAS Editor's Choice untuk iPad adalah sebuah bentuk publikasi baru (berbeda dari Kompas versi kertas koran) yang diproduksi oleh PT Kompas Media Nusantara yang hanya dapat diakses melalui perangkat iPad (Apple). Aplikasi pertama dari Indonesia yang bisa diunduh dari AppStore ini dapat menampilkan foto peristiwa & video beresolusi tinggi yang memang dioptimalkan untuk layar iPad.

Blackberry PlayBook
KOMPAS Editor's Choice untuk BlackBerry Playbook adalah publikasi baru yang mirip dengan KOMPAS Editor's Choice untuk iPad, perbedaan mendasarnya adalah aplikasi ini khusus ditujukan untuk pengguna tablet BlackBerry Playbook yang dapat diunduh melalui BlackBerry AppWorld. Aplikasi ini telah tersedia bersamaan dengan diluncurkan Blackberry Playbook di Indonesia oleh pihak RIM pada tanggal 7 Juli 2011.

Jendela Indonesia
Jendela Indonesia (Window of Indonesia) adalah publikasi pada perangkat iPad yang ditujukan untuk menampilkan ase/sumber daya alam & budaya Indonesia kepada masyarakat luas termasuk dunia internasional. Aplikasi yang rutin terbit tiap sabtu ini juga menampilkan informasi tambahan berupa peta, lokasi hotel & berbagai informasi lainnya yang menunjukkan potensi suatu wilayah. Konten yang ditampilkan juga tidak selalu berasal dari Koran Kompas versi cetak, tampilan 3D & video yang tidak mungkin ditampilkan pada medium kertas koran dapat disimak pada aplikasi ini.

KOMPAS Reader 1.0
KOMPAS Reader 1.0 adalah koran digital Kompas versi elektronik. KOMPAS Reader 1.0 merupakan aplikasi yang dapat dipasang pada sebuah sistem operasi (Windows,MacOS, & Linux). Aplikasi ini membutuhkan komponen Adobe Air agar dapat diunduh, dipasang & dijalankan pada salah satu sistem operasi yang disebutkan sebelumnya. Aplikasinya sendiri bersifat gratis, namu untuk dapat mengunduh & melakukan sinkronisasi isi haru terlebih dahulu melakukan pembayaran (langganan). Tampilan isi (berita & iklan) pada aplikasi ini sama dengan versi Kompas yang dicetak di kertas koran. Pengguna aplikasi ini juga dapat menikmati konten Kompas tanpa harus selalu terhubung dengan lingkungan daring.
Aplikasi KOMPAS Reader ini pertama kali dikembangkan oleh Dody Dharma, yang pada saat itu merupakan mahasiswa tingkat akhir Institut Teknologi Bandung (ITB).

Kode QR (dakode) (QR Code)
Menjelang ulang tahun yang ke-44, harian Kompas meluncurkan penggunaan teknologi QR code yang akan meningkatkan interaksi antara harian Kompas & para pembacanya. Harian ini yang pertama di antara surat kabar nasional yang menggunakan QR code. Kode_QR adalah sebuah kode matriks atau barcode 2 dimensi yang diciptakan perusahaan Jepang, Denso-Wave tahun 1994. Kata QR, kependekan dari quick response, sesuai tujuannya adalah untuk menyampaikan informasi & mendapatkan respons dengan cepat. Kode_QR pada harian Kompas berfungsi sebagai ”jembatan” penghubung antara konten offline & konten online. Kode ini memungkinkan audiens berinteraksi dengan media yang ditempelinya (Koran Kompas) melalui ponsel secara efektif & efisien. Kode_QR bertindak seolah-olah hyperlink fisik yang dapat menyimpan alamat web (URL), nomor telepon, teks, & SMS.

Kompas Augmented Reality (AR)
Kompas adalah koran pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi Augmented Reality (AR) pada medium kertas koran. Augmented Reality atau dalam bahasa Indonesia disebut Realita tertambah pada koran Kompas berupa gambar yang bila ditangkap oleh kamera pada komputer akan menampilkan informasi tambahan berupa animasi tiga dimensi (3D) pada peramban web.

Aplikasi Teka-teki Silang Kompas (TTS Kompas) di Blackberry
Setiap hari minggu, koran Kompas menampilkan Teka-teki silang bagi para pembacanya. Sejak bulan November 2010, Koran Kompas juga menghadirkan aplikasi Teka-teki silang pada perangkat bergerak mobile Blackberry. Aplikasi TTS Kompas pada perangkat Blackberry ini lahir dari kompetisi KIAD yang diikuti oleh 186 peserta.